SELAMAT DATANG PARA SUPORTER PSMS MEDAN

SELAMAT DATANG PARA SUPORTER PSMS MEDAN

ANDA HORMAT KAMI SEGAN ,JIKA ANDA KURANG AJAR KAMI RIBAK SUDE ANDA!!!!!

PSMS MEDAN NEVER DIE!!!!
Powered By Blogger

Entri Populer

Jumat, 01 Oktober 2010

Kado ultah PSMS untuk SMeCK

Kado ultah PSMS untuk SMeCK



(WOL Photo/Austin Antariksa )

STABAT - Hari jadi Supporter Medan Cinta Kinantan (SMeCK) Hooligan yang ketujuh terasa berbeda dari biasanya. Kali ini, kado paling manis didapatkan SMeCK menyusul keberhasilan PSMS Medan menjuarai Turnamen Ngogesa Sitepu Cup I usai menang atas PSDS Deli Serdang 1-0 di Stadion Alun-alun Stabat tadi sore.

Seperti biasa, suporter fanatik PSMS ini kerap mendukung PSMS meski Ayam Kinantan bermain di luar kota. Kali ini, ratusan anggota SMeCK bertandang ke Stabat dan berusaha menghijaukan Stadion Alun-Alun.

Sebagai ungkapan syukur, SMeCKers berbagi kue ulang tahun kepada pemain sekaligus sebagai tanda dukungan kepada tim. Tidak hanya merayakan ulang tahun, momen itu juga menjadi awal kembali mencairnya suasana SMeCK dan PSMS setelah sempat memanas.

“Kami pikir ini momentum yang tepat untuk kembali mempererat hubungan. PSMS tetap tak bisa dipisahkan dari kami,” ujar Ketua Umum SMeCK Hooligans Nata Simangunsong sekaligus meminta maaf atas memanasnya hubungan kedua tim.

“Atas kondisi yang terjadi belakangan, kami mohon maaf. Kami harap ke depannya, hubungan pemain dan suporter dan PSMS lebih solid. Kami akan terus memberikan dukungan bagi kemajuan PSMS,” tambah Nata di hadapan pemain dan suporter.

Sementara itu, Pengurus PSMS Benny Tomasoa mengatakan memang selayaknya hubungan suporter dan PSMS dipererat. Apalagi keduanya merupakan bagian yang tak terpisahkan.

“Sebenarnya kita saling membutuhkan. PSMS membutuhkan SMeCK dan sebaliknya. Jadi jangan sampai hubungan itu rusak,” pungkasnya.

Gaston Castano membaik, Jose masih labil

Gaston membaik, Jose masih labil



(WOL Photo/Austin Antariksa )

STABAT - Usai menandatangani kontrak, performa striker anyar PSMS Medan Gaston Castano mengalami peningkatan dari sebelumnya. Hal itu terlihat saat PSMS melakoni laga klasik kontra PSDS Deli Serdang dalam ajang Turnamen Ngogesa Sitepu di Stadion Alun-Alun Stabat kemarin sore.

Pada laga yang dimenangi PSMS 1-0 itu, Gaston terlihat lebih berani berduel dengan pemain lawan. Tidak seperti sebelumnya, di mana pelatih kerap mencak-mencak atas penampilan striker Argentina ini.

Kali ini, sentuhan-sentuhannya sebagai striker berpengalaman di Liga Indonesia kembali terlihat. Kendati begitu, gol yang ditunggu-tunggu lahir dari kaki atau kepalanya belum juga muncul. Pujian pun mengalir kepadanya.

“Ya, kita akui ada peningkatan dari sebelumnya. Dia mulai terlihat aktif bergerak dan menjemput bola. Kita harapkan dia bisa meningkatkannya lebih baik nantinya,” ujar Asisten Pelatih PSMS, Suyono.

Meskipun penampilan mulai membaik, sosok Gaston belum seperti yang diharapkan tim pelatih. Apalagi untuk urusan mengoyak jala lawan, Gaston diharapkan bisa menunjukkan kualitas maksimalnya.

“Memang lebih baik, tapi kita belum lihat Gaston secara 100 persen. Mudah-mudahan ke depannya ia bisa memenuhi harapan,” ujar pria yang akrab disapa Yono itu.

Menurut pengurus PSMS, Benny Tomasoa, Gaston tinggal membutuhkan adaptasi dengan tim. “Setelah ada kejelasan dengan status di tim, Gaston semakin bersemangat. Kini, dia tinggal adaptasi saja,” ujarnya.

Jika Gaston membaik, tak demikian dengan Jose Sebastian. Pasalnya, performa gelandang Argentina itu belum kembali seperti saat seleksi beberapa waktu lalu. Ketika itu, Jose menjadi salah satu pemain yang menonjol dan memiliki level Vo2 Max (daya tahan fisik) yang paling baik di antara legiun asing lainnya.

Sayangnya, dalam tiga pertandingan di Stabat, Jose terlihat keletihan dan permainannya menjadi tidak konsisten terutama di babak kedua. Dengan alasan itu, Jose pun kerap diganti pemain lain.

“Makanya ia selalu kita ganti di babak kedua. Tapi, kita tetap berharap Jose bisa kembali ke performa maksimalnya dalam waktu dekat,” tambah Suyono.

Juara di Langkat


Juara di Langkat

STABAT- PSMS berhasil jadi juara pada turnamen kecil bertajuk Ngogesa Cup di Langkat. Di laga akhir, PSMS menang tipis 1-0 melawan klub tetangga PSDS. Sayang kemenangan didapat karena diuntungkan gol bunuh diri Yusdianto bek Traktor Kuning.

Laga yang berlangsung di Lapangan Alun-alun Stabat, kemarin (30/9) berlangsung sangat ketat. Meski di babak pertama, praktis tidak ada gol yang tercipta, namun saling serang kedua kesebelasan cukup menarik.
Utamanya PSMS yang terus mendobrak gawang lawan. Namun dari sederet peluang yang lahir dari Jose Sebastian CS, tak satupun yang masuk sarang PSDS. Itu karena ketelatenan Oki sang penjaga gawang.

Bagi PSDS malapetaka malah datang di awal babak kedua. Tepatnya menit 39 Yudianto salah mengantisipasi arah bola hasil umpan Azuan Lubis, yang dimaksudkan untuk Zulkarnain. Sialnya bola malah mengarah ke kiri gawang kawalan Oki. Skor tipis itu cukup untuk mengantarkan PSMS duduk di puncak klasemen dengan nilai tujuh. Dengan demikian, PSMS pun layak jadi juara Ngogesa Cup.

Menanggapi hasil itu, pelatih kepala PSMS Zulkarnaen Pasaribu mengaku cukup puas. Bahkan Zul bangga atas pencapaian anak asuhnya. “Ini baru awal, masih butuh persiapan lebih matang. Tapi saya cukup bangga,” katanya usai laga.

Asisten pelatih, Suyono juga berkata serupa. Namun penekanannya lebih kepada kekecewaan atas kepemimpinan wasit. “Wasit kurang jeli pimpin laga,” kata Yono. “Tapi puas lihat kegigihan anak-anak,” sambungnya.
Sementara dari pihak PSDS lewat sang arsitek Sutrisno, mengucapkan selamat buat kemenangan PSMS. Sutrisno juga bisa menerima hasil dengan lapang dada. “Selamat buat PSMS jadi juara. Permainan keseluruhan saya rasa sangat bagus,” beber Sutrisno.

Namun berbeda dengan Marwin pemain PSDS. Dia mengaku sedikit kecewa dengan hasil pertandingan. Alasannya adalah kekalahan yang diderita timnya lahir karena gol bunuh diri. Meski begitu, Marwin juga bangga bisa menahan imbang PSMS satu babak.

“Saya kecewa gol bunuh diri. Tapi sudah bagus, bisa menahan imbang PSMS di satu babak dengan persiapan tujuh hari,” bilangnya.

Di pertandingan kedua antara PS Langkat Melawan PS Medan Jaya, berakhir dengan kemenangan PS Madina Medan Jaya dengan skor 2-0.

Hasil itu sekaligus menempatkan PS Madina Medan Jaya di posisi ketiga kelasmen akhir. Sementara tuan rumah PS Langkat harus menanggung malu akibat finis di dasar klasemen, dengan tak sekalipun meraih kemenangan.

PSMS Siap Berkokok di LPI

Siap Berkokok di LPI


PSMS menegaskan kepastian ikut serta di ajang Liga Primer Indonesia (LPI), yang sesuai jadwal akan digulirkan tengah Oktober nanti. Itu dipastikan setelah pengurus PSMS kembali menggelar rapat dengan panita pelaksana LPI, Selasa (29/9) lalu.

Sepulang dari Jakarta untuk ikut rapat itu, Sekum PSMS Idris mengatakan, pertemuan tersebut membahas segala sesuatu mengenai program LPI yang intinya menjawab segala keraguan yang mungkin dialami oleh beberapa klub lain.

”Tapi tidak PSMS, dari awal kami berharap dapat menjadi peserta LPI. Kedatangan kami kemarin bukan karena keragu-raguan, tapi untuk memperjelas komitmen PSMS,” sebutnya lagi.

Menurut Idris, pertemuan tersebut juga diikuti beberapa calon peserta LPI. “Yang sudah pasti 17 klub dari 23 tim yang telah melakukan pembicaraan. Siapa saja, saya tak berhak menyebutkan,” paparnya.
Untuk lebih meyakinkan klub yang ikut, pria 47 tahun ini juga membeberkan pertemuan itu juga menghadirkan seorang tokoh sepak bola Australia yang turut menjamin bahwa tak ada yang keliru dari gelaran LPI tersebut. Menurut mereka, LPI ini merupakan bagian dari reformasi sepak bola yang lahir karena ketidakpercayaan terhadap kepemimpinan otorita sepak bola yang ada di Indonesia sekarang.

Pada penjelasan itu, tokoh sepak bola Australia yang konon pengacara FIFA itu mengatakan tidak ada yang berhak untuk melarang ataupun mengancam klub mengikuti liga yang berada di luar PT Liga Indonesia.
Pada LPI ini, tidak hanya pengusaha-pengusaha yang bergabung dalam konsorsium yang mendukung, tapi juga pemerintah. Padahal jelas-jelas LPI ini dianggap sebagai turnamen pembanding Liga Super Indonesia dan Divisi Utama yang sudah bergulir sebelumnya.

“Pemerintah menyampaikan klub yang ikut jangan ragu-ragu dengan LPI karena disupport pemerintah. Apalagi dalam waktu dekat, tak ada lagi APBD untuk klub sepak bola. Kalau apa yang terjadi pada klub yang ikut liga super setelah itu, saya tidak bisa membayangkan,” ucapnya.

Dikabarkan seluruh klub LPI memiliki kuota maksimal lima pemain asing dan akan memperoleh dana dari konsorsium hingga 27 milyar. “Dana yang diberikan akan disesuaikan dengan kebutuhan klub yang nantinya akan dikembalikan kepada pihak konsorsium,” pungkas Idris.