SELAMAT DATANG PARA SUPORTER PSMS MEDAN

SELAMAT DATANG PARA SUPORTER PSMS MEDAN

ANDA HORMAT KAMI SEGAN ,JIKA ANDA KURANG AJAR KAMI RIBAK SUDE ANDA!!!!!

PSMS MEDAN NEVER DIE!!!!
Powered By Blogger

Entri Populer

Kamis, 16 September 2010

Gemetaran Dinyatakan Lolos Seleksi

Gemetaran Dinyatakan Lolos Seleksi


Gemetaran Dinyatakan Lolos Seleksi

Rahmad, Pemain PSMS Medan

Bagi Rahmad sepak bola sudah seperti hidupnya sendiri. Bagaimana tidak, sejak berumur enam tahun dia sudah berlatih serius. Semua ini dijalani untuk mencapai cita-citanya sebagai pesepakbola profesional. Karena itu, ketika mendapat kesempatan membela PSMS, dia begitu bangga. Bahkan, dia sempat gemetaran. Seperti apa ceritanya?


Pemain kelahiran 18 Februari 1986 ini sejak usia dini sudah mengenal bola dan sudah sering bersama dengan kawan yang usianya jauh di atasnya untuk bermain sepak bola. Tidak sekadar bermain di lapangan dekat rumah atau tanah lapang tanpa gawang, dia pun mengikuti banyak turnamen. Ya, kompetisi yang digelar oleh sekolah hingga antarkampung.

Karena itu, pemain yang beralamat di Peuyerat Banda Aceh ini sering kena marah ibunya setelah bermain bola. “Ya, apalagi kalau kakiku sakit karena main bola, Bang. Kalau sudah begitu, ya aku obati sendiri, “ katanya kepada Sumut Pos belum lama ini.

Meski begitu, tambah Rahmad, dirinya tak kapok. Dia malah semakin giat berlatih. Hasilnya tidak mengecewakan, dirinya menjadi salah satu pemain pilihan untuk memperkuat Tim Nasional (Timnas) untuk umur 18 tahun (U-18). Setelah bermain bersama Timnas U-18, dia pun membela Timnas U-20 pada 2005 yang bermarkas di Palembang. Pada 2006 dia membela Persiraja hingga 2009.

Pengidola Christian Ronaldo ini mengaku ingin mencari pengalaman dan gaya bermain klub lain. Nah, kebetulan PSMS Medan sedang melakukan seleksi pemain. Menariknya, ketika dinyatakan lolos, dirinya sempat tak percaya hingga gemetar. Ketakpercayaannya menjadi punggawa PSMS memang sering menghantuinya. Baginya, nama besar PSMS menjadi sebuah beban. Karena itu, Rahmad berusaha membayar kepercayaan tersebut jika diberi kesempatan main.

Launcing Pemain PSMS Awal Oktober

Launcing Pemain PSMS Awal Oktober


Tampaknya penantian masyarakat Kota Medan terhadapa launcing pemain PSMS untuk musim ini tak lama lagi. Pasalnya, punggawa Ayam Kinantan rencananya akan perkenalkan pada awal bulan depan.

“Ya, kita merencanakan launcing pemain kepada masyarakat Medan Awal Oktober ini,” aku Sekretaris Umum PSMS Idris SE.

Namun launcing tersebut dilaksakan setelah semua pemain sudah diikat kontrak, baik pemain lokal maupun pemain asing, dan kepastian kapan tanggalnya, pengurus masih belum bisa memastikan. “Ya tunggu dulu, siap dulu semua pemain,” tambahnya.

Sementara itu, terkait perekrutan pemain yang terkesan begitu lama dan melelahkan, mantan asisten manajer PSMS Benny Tomasoa buka suara. Menurutnya, seandainya saja pembibitan pesepakbola di Sumatera Utara dan Medan khususnya berjalan lancar, pasti PSMS tidak akan sibuk mencari pemain. “Kalau saat ini PSMS sulit untuk mendatangkan pemain berkualitas karena harganya yang mahal, itu semua terjadi karena di Sumut sendiri tidak ditemukan pemain yang representatif untuk mengemban misi sukses PSMS. Hal itu sebenarnya tidak akan terjadi jika PSMS melakukan pembinaan pemain muda secara berkesinambungan,” ujarnya kepada Sumut pos kemarin.

Memang, menurutnya, rencana tersebut tidak serta-merta mudah dilakukan. “Memang butuh dana yang tidak sedikit untuk merealisasikannya. Tapi, jika dilihat sekarang, dengan APBD yang kembali bisa digunakan tim sepak bola, saya rasa hal itu bisa dilakukan,” ungkap pria berdarah Ambon ini. “Saya rasa paling cuma butuh 500 juta rupiah saja untuk satu kompetisi,” tambahnya.

Lagipula, Benny menyatakan, dengan adanya kompetisi, 40 klub PSMS akan jadi lebih termotivasi.
Menyikapi hal yang diungkapkan Benny, Idris tak menolak. Sayangnya, menurut Idris, melaksanakan kompetisi bukan wilayah PSMS. “Ya, itu bagus, untuk mengumpulkan bibit pemain yang berasal dari Medan. Namun, kita kan tak bisa buat kompetisi, sesuai dengan ketentuan yang diatur PSSI. Lagipula yang berhak melaksanakan kompetisi antar persatuan sepak bola (PS) ini adalah Pengcab PSSI Kota Medan, bukan PSMS,” pungkas Idris. (mag-5)

Berharap pada Nama Besar

Berharap pada Nama Besar


Berharap pada Nama Besar
TAMPIL: Mantan pemain timnas, Kurniawan Dwi Yulianto saat mengikuti latihan PSMS di Stadion Teladan Medan, Rabu (15/9)./

Medan-Seperti yang dijadwalkan pengurus PSMS, mantan striker tim nasional (Timnas) Indonesia Kurniawan Dwi Yulianto telah bergabung dengan PSMS mulai kemarin, Rabu (15/9). Harapan pun mengemuka dengan kehadiran pemain yang sempat menimbah ilmu di Italia tersebut.

Ya, setidaknya hal ini tampak dari komentar Ketua Suporter Medan Cinta Kinantan (SMeCK) Hooligan, Wahyudinata Simangunsong. “Kami bersyukur pengurus meningkatkan kualitas pemain rekrutmen, tim sekelas Divisi Utama sanggup mendatangkan Kurniawan. Lagipula, nama besar yang dimiliki Kurniawan kami yakini bisa meningkatkan animo masyarakat untuk menyaksikan pertandingan PSMS,” ujarnya.

Menurutnya, meski berusia 34 tahun, untuk skala tim Divisi Utama, kehadiran pemain kelahiran 13 Juli 1976 lalu itu sudah cukup baik karena nama besar yang melekat padanya. Apalagi, animo masyarakat menyaksikan PSMS bertanding akan lebih meningkat ketika menyaksikan permainan seorang striker yang mapan.

“Masyarakat tentu ingin melihat permainan mapan Kurniawan, jadi menurut kami usianya saat ini bukanlah menjadi kekhawatiran, apalagi, di lapangan, masih banyak pemain yang justru bermain lebih parah,” sebutnya.

Senada dengan Wahyudinata Simangunsong, Sekretaris Umum PSMS Idris SE pun tak menampik Kurniawan sebagai pemain yang andal. Meski begitu, dirinya menyatakan pilihan tetap ada di tangan pelatih dan asistennya. “Kita berharap benyak dengan kebesaran nama mereka. Tapi soal kepastian mengikat mereka atau tidak, tergantung pelatih,” ungkapnya.

Nah, setelah Kurniawan dihadirkan di Stadion Teladan, ternyata pengurus juga akan menyeleksi dua pemain asing baru lainnya. Pemain yang dimaksud yakni Jose Sebastian Vasquez berkebangsaan Argentina dan Ibe Johnson yang berkewarganegaraan Nigeria.

Jose Sebastian pemain kelahiran 24 September 1982 ini pernah merumput di Indonesia dengan membela Deltras Sidoarjo. Pemain yang berposisi sebagai gelandang serang ini pada musim lalu membela tim Divisi Utama Persibom Bolaang Mongondow. Hanya saja, tim yang dibelanya ini gagal promosi ke Indonesian Super League (ISL) seperti tim dahulunya, Deltras serta dua tim lain Persibo Bojonegoro dan PS Semen Padang.

Sedangkan Ibe Johnson pemain kelahiran 4 Oktober 1980, mantan Gelandang VB Sport Maldive yang bermain di liga Maladewa, pemain berkulit hitam ini juga turut memperkuat timnya saat berlaga di Piala AFC 2010 yang lalu dan berlaga melawan Persiwa Wamena. Nah, sedikit banyak dirinya sudah pernah melihat permainan pemain yang pernah berlaga di Liga Indonesia. Dan wajar, kedua pemain ini yang diharapkan mengisi posisi gelandang untuk pemain asing, setelah ditinggalkan oleh Alejandro Tobar, beberapa waktu lalu.

Lalu, bagaimana nasib Amos Marah Kicmett dan Roberto Acosta yang telah lebih dulu mengikuti seleksi? Pasalnya, Amos dan Acosta sudah tidak lagi mengikuti latihan bersama PSMS sejak Senin (13/9) lalu. “Amos dan Acosta kita pending dulu menunggu penampilan permainan legiun asing yang baru datang,” kata Idris.

Asisten pelatih Suyono juga mengeluarkan hal yang sama mengenai kepastian legiun asing untuk bergabung bersama PSMS. “Kita terbuka aja, kalau layak kita masukkan. Takutnya, nanti hanya tinggal nama besar saja,” tutup Suyono.