SELAMAT DATANG PARA SUPORTER PSMS MEDAN

SELAMAT DATANG PARA SUPORTER PSMS MEDAN

ANDA HORMAT KAMI SEGAN ,JIKA ANDA KURANG AJAR KAMI RIBAK SUDE ANDA!!!!!

PSMS MEDAN NEVER DIE!!!!
Powered By Blogger

Entri Populer

Jumat, 13 Agustus 2010

Alfian Habibi, Gelandang PSMS

Jauh-jauh dari Palopo Akhirnya Dapat Anak Medan


Alfian Habibi, Gelandang PSMS

Kelihaian dan kecerdasan seorang pemain bola di lapangan hijau membuat kaum hawa terpesona. Tidak terkecuali pemain yang datang dari tanah Sulawesi Selatan, Alfian Habibi. Bagaimanakah ceritanya?


Pemain kelahiran Palopo ini kerap kali membuat sensasi yang membuat ciri khas bagi dirinya. Permainan yang menawan di lapangan dan selebrasi dalam menciptakan gol membuat dirinya mampu mencuri fokus. Apalagi wajahnya yang tampan. Tak pelak, kaum hawa terpikat.

Sebelum berlabuh di Medan, pemain kelahiran 16 April 1985, bermain di Persidi Idi Aceh Timur. Nah, suatu ketika dia mendapat informasi soal PSMS melalui mantan pemain PSDS Deli Serdang, Didi Firmansyah. Langsung saja Alfian bernagkat untuk mengikuti seleksi Ayam Kinantan. “Saya sudah cukup lama mendambakan bermain di PSMS,” ungkap Alfian.

Sejatinya, sebelum menjadi sebagai pemain bola, Alfian melangsungkan pendidikannya di SD Negeri 261 Palopo Waetuo. Setelah tamat SD, kemudian melanjutkan sekolah di SMP Negeri I Sukamaju, Palopo. SMS pun dia tuntaskan di kota yang sama. Setelah tamat dari bangku SMS Alfian ditawarkan masuk bekerja di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) di Palopo tempat tinggalnya.

Nah, rutinitas sebagai pegawai honorer tidak membuat Alfian senang. Dirinya merasa bosan dan suntuk. “Kerja hanya duduk-duduk dan betuli surat, bosan kali lah. Jadi, ddi sela kerja saya tetap bermain bola,” kata pengantin baru ini.

Selama bermain bola, Alfian pernah memperkuat Persimaros Makassar tahun 2004, di tahun yang sama dia juga dipanggil dalam seleksi tim Nasional U (16). Setelah itu Alfian singgah di Mitra Kukar. Cukup dua tahun baginya di Mitra Kukar, dia pun terbang ke ujung Sumatera dan bergabung dengan PSBL Langsa. Di Kota Langsa dia bertahan setahun dan hijrah ke Jawa, tepatnya Persikapas Pasuruan tahun 2008. Akhirnya kembali lagi ke Tanah Rencong, yakni bergabung dengan dengan Persidi Aceh Timur pada 2009.

Menariknya, setelah banyak daerah disinggahi, Alfian malah kecantol gadis Medan. Rika Ariyanti namanya. “Saya dikenalkan kawan, sehingga setelah lama di Medan kami pun saling mengenal, kemudian nikah,” kata Alfian.
Ya, Alfian dan Rika telah melangsungkan pernikahan pada tiga pekan yang lalu. “Saya tak nyangka bisa menikah dengan orang Medan dan punya keluarga di Medan,” kata anak dari M Yunus dan Nurmala ini.

Sayangnya, tidak seperti pengantin baru yang sibuk berbulan madu, Alfian malah tak sempat memikirkan itu. Ketatnya jadwal seleksi dan datangnya Ramadan membuat dirinya menhan diri. “Nantilah, Bang, kalau sudah selesai Lebaran. Tapi, lihat jadwal PSMS dulu,” terang Alfian.

Nah, terkait Ramadan, kini Alfian merasa senang karena sudah ada teman. Kini dia sudah ada yang menjaga dan mengatur. Lalu, bagaimana dengan kebugaran? “Konsumsi vitamin juga, Bang, biar gak loyo,”

by:AKBAR MAULANA HOOLIGAN.

Jecky Pasarela

Jecky Masih Haus Gol

MEDAN- Jecky Pasarela merupakan striker PSMS musim lalu yang tampaknya kembali mendapatkan tempat di skuad Ayam Kinantan musim ini. Ya, striker 24 tahun itu dianggap tampil cukup baik musim lalu dengan torehan lima gol.

Musim ini, Jecky kembali mengemban target untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya bagi PSMS. Oleh karena itu, latihan keras digebernya saban hari. Utamanya soal pencarian posisi serta mencari kelemahan dari penjaga gawang lawan.
“Sebagai seorang striker, tugas saya adalah mencetak gol. Dan itu yang akan coba saya lakukan musim ini,” kata Jecky Kamis (12/8).

Lantas bagaimana Jecky menjaga pola latihannya memasuki bulan ramadan tahun ini. Kepada Sumut Pos Jecky mengaku tak banyak yang beda. Hanya saja porsi yang mungkin sedikit dikurangi. “Soal latihan saya coba profesional saja. Setiap sore latihan di lapangan dekat rumah. Tak jarang juga gabung dengan anak-anak PS Kwarta,” sambung Jecky.

Soal menu sahur Jecky bilang sudah diurus oleh ibunda tercintanya. “Yang tidak pernah absen, ya, gule ayam sama paru. Kalau menu buka puasa biasanya gado-gado,” beber Jecky sambil senyum.

So, apa harapan Jecky kepada PSMS musim ini? Menjawab ini, Jecky dengan tegas berharap agar PSMS bisa kembali ke tahta tertinggi sepak bola nasional. Dan itu butuh kepedulian semua pihak.

“PSMS Harus lebih baik dari sebelumnya. Ini penting, agar kepercayaan dan kecintaan masyarakat Kota Medan akan PSMS kembali berkobar. Dengan begitu, Ayam Kinantan pun akan berkokok dengan lantang seperti masa-masa jayanya dahulu,” pungkas Jecky.

Kamis, 12 Agustus 2010

Afan Lubis Pemain PSMS MEDAN

Dari Lapangan Dekat Rumah hingga Bahagia Libur Ramadan

M Affan Lubis, Gelandang PSMS Medan

Keberhasilah seorang pemain terletak pada kegigihan, ketekunan, kedisiplinan, dan berbuat serta bertindak secara profesional. Hal ini yang menjadi tips bagi seorang Affan Lubis mencapai kesuksesan bermain sepak bola selama 11 tahun berkiprah. Nah, bagaimana keseharian dan seperti apa dia menyambut Ramadan
kali ini?

Putra H Hasibuan, Medan

Pemain yang sudah memasuki umur 34 tahun ini kerap menjadi tumpuan dan harapan PSMS Medan. Keberhasilan PSMS dalam menjuarai Turnamen Segi Empat yang digelar di Kabupaten Karo pun tidak terlepas dari andilnya sebagi pemain gelandang yang mengatur pola permainan dan strategi di lapangan.

Keberhasilannya dalam sepak bola tidak terlepas dari kegigihan dan kedisiplinannya dalam melakukan rutinitasnya sebagai seorang pemain. Hal inilah yang menjadi dasar kelihaiannya.

Affan, sebelum menjadi seorang pemain bola yang andal, bersekolah di daerah Pematangsiantar tepatnya di SD Negeri 02. Setelah tamat SD, dia melanjutkan studinya SMP Yayasan Pendidikan Umum. Setelah itu dia melanjutkan ke SMA Taman Siswa. Nah, disela-sela dirinya menuntut ilmu, setiap sore Affan kecil bermain bola di lapangan yang dekat dengan rumahnya. “Mulanya di sana, eh, malah keterusan menjadi pesepak bola,” kata suami Lolikattin ini.

Sebelum menjadi seorang pemain sepak bola profesional, Affan sering mengikuti turnamen yang ada di Siantar. Nah, dari sana dia ditemukan Sumin Diharja, mantan pelatih PSMS. Ayah dari Kaila ini pun bergabung dengan PSMS pada 1999. Namun, pada saat itu dirinya belum pernah diturunkan dalam pertandingan yang digelar PSMS, hanya saja dirinya tetap masuk tim dan selalu duduk dalam bangku cadangan. Tekad dan keinginan untuk masuk dalam line up pun muncul. Affan pun berlatih keras. Sejak saat itu, putra kelahiran Siantar 10 April 1976 ini bertekad menjadi pemain yang profesional dan andal di lapangan hijau.

Bertahan dua tahun di PSMS Medan, dirinya mendapat panggilan dari tanah Riau dan berlabuh di PSPS Pekan Baru. Setelah dua tahun di PSPS, dia pindah ke Semen Padang hingga 2007. Persikabo Bogor pun menjadi persinggahannya berikut. Di klub asal Pulau Jawa tersebut dia hanya bertahan satu tahun dan kembali bergabung dengan PSMS Medan pada 2008 hingga sekarang. “Kalo kita pemain yang profesional, tekun dan disiplin, dimanapun kita pasti dipakai,” ucap Affan ketika ditanya soal sepak terjangnya tersebut.

Ya, dengan jam terbang yang begitu tinggi, Affan bisa dikatakan sebagai pemain paling senior yang dimiliki PSMS kini. Apalagi, umurnya telah 34 tahun. “Tidak masalah, selagi bisa menciptakan permainan yang gemilang dan bagus, yakinlah pasti akan dipertimbangkan pelatih untuk masuk ked alam tim,” ungkap Affan.

Terkait dengan datangnya bulan Ramadan ini Affan mengakui kalau dia akan lebih dekat dengan kelurga. Dengan kata lain, menghabiskan waktunya bersama keluarga sebab liburan dengan keluarga jarang didapatkan karena sibuk latihan rutin. “Keseharian saya seperti inilah, berbelanja dengan keluarga. Sesungguhnya jarang dapat kayak gini kalo tidak libur,” jelas Affan.

Meski begitu Affan tidak langsung lupa dengan kondisinya. Untuk menjaga kebugaran dia selalu mengkonsumsi vitamin dan melakukan olahraga kecil di lapangan yang berada di samping rumahnya.

Kalau soal menu makanan kesukaannya Affan ternyata tidak begitu memilih. Ya, apapun yang dimasak oleh istrinya pasti dilahap habis. Nah, untuk berbuka puasa, kebetulan sang istri, Lolikattin, selalu menyediakan kolak dan cendol.
“Yang jelas berbuka dengan yang manislah,” kata Affan sambil senyum dan melirik istrinya Lolikattin yang memang manis.

Rabu, 11 Agustus 2010

kendati pelatih udah resmi di kontrak,tapi kalau asisten pelatih masih misteri. tu adalah hak pelatih untuk memilih asisten na.

Andi Setiawan, Penjaga Gawang PSMS Medan

Tiap Tahun Ganti Klub, Sempat Ingin Jadi Striker

Andi Setiawan, Penjaga Gawang PSMS Medan

Keberhasilan PSMS meraih juara di Turnamen Segi Empat di Karo tak lepas dari kemampuan penjaga gawang baru PSMS Andi Setiawan. Meski namanya belum begitu famiar, dia cukup mumpuni di bawah mistar. Seperti apa sebenarnya kehidupan seorang Andi Setiawan? Dan, seperti apa dia menyambut Ramadan?


Sejatinya, legenda Argentina Gabriel Batistuta lah yang membuat Andi menjadi pemain sepak bola. Ya, kehebatan mantan pemain AS Roma dan Fiorentina tersebut mengolah bola membuat Andi kecil berminat untuk menekuni olahraga ini. “Ketika bola sudah berada dalam kakinya susah untuk direbut,” ujarnya kepada Sumut Pos, Selasa (10/9).

Memang, Andi begitu mengidolakan Batigol (julukan Batistuta). Karena itu, ketika mulai berlatih Andi memilih posisi striker. “Saya mengidolakannya karena penampilan dia yang sangat memukau,” tambah Andi.
Sayang, posisi tersebut ternyata tidak cocok untuk dirinya. Apalagi ketika dia bergabung dengan Sekolah Sepak Bola (SSB) Karang Taruna Medan pada 2002. Dari sekolah tersebut Andi menyadari bahwa jadi seorang striker sama halnya dengan seorang penjaga gawang. Dengan kata lain, apabila striker mendapat poin karena berhasil mencetak gol, maka kiper juga mendapat poin jika mampu menghalau gol. Dari pemikiran tersebutlah Andi mencoba menjadi seorang penjaga gawang.

Sebelumnya, kiper yang sangat dekat dengan keluarganya ini, bersekolah di Sekolah Dasar Negeri 05 Jakarta. Setelah lulus SD, dia pindah ke Pekanbaru dan bersekolah di SMP Negeri 1 Pekanbaru hingga tamat. Setelah itu dia baru pindah Medan dan sekolah di SMA Darmawangsa Medan. Nah, di sela-sela pendidikan formal ini, Andi tekun berlatih di SSB Karang Taruna. Hasilnya, dia dipinang PSMS Junior tak lama setelah bergabung dengan SSB Karang Taruna. Dua tahun kemudian, anak dari pasangan Zumadi dengan Ridiana ini dipanggil untuk membela Tim PON Sumut, tepatnya pada 2004. Tidak sampai di situ, di tahun yang sama dia dipanggil lagi oleh PSMS Junior. Cukup setahun di Ayam Kinantan muda, pada 2005, Andi kembali ke tanah Riau dan bergabung dengan Persemai Dumai.

Di Dumai, anak pegawai Pos ini hanya bertahan setahun. Dia langsung kembali ke Medan dan bergabung dengan Medan Jaya. Menariknya, setahun kemudian dia malah ke Jawa dan bergabung dengan tim Persiku Kudus. Dan, pada 2008 diabergabung dengan PSPS Pekanbaru.

Menariknya, Andi yang suka berganti-ganti klub untuk mencari pengalaman baru ini memilih hengkang pada 2009, dan bergabung dengan Pro Duta Jogjakarta. Dan, kini bergabung dengan PSMS. “Saya sangat cinta dengan Kota Medan ini. Kecintaan tersebut membuat saya membela PSMS,” kata kiper yang lahir di Medan pada 6 September 1984 ini.

Terkait datangnya Ramadan, pria yang beralamat di Jalan Al Mukhlisin, Gg keluarga, Batangkuis ini, mengaku akan mengubah jadwal aktivitasnya. “Ibu yang akan memasak untuk sahur. Untuk awal puasa, bisanya ada rendang dan ayam semur makanan kesukaan saya,” bilang Andi.

Untuk menjaga stamina, Andi lebih memilih melakukan latihan ringan di belakang rumah setelah melakukan salat Subuh berjemaah. Pun menjelang berbuka puasa, Andi tidak melakukan latihan berat. Dia hanya jalan-jalan sore, membaca, atau sekadar nongkrong bersama pacar dan teman-teman.
pemain yang terpilih akan dikontrak pada bulan september.

Sabtu, 07 Agustus 2010

PSMS MEDAN VS PERSIB BANDUNG DI FINAL PIALA DI LAPANGAN SEGI EMPAT KARO.